Entri Populer

Pages

Kamis, 23 Juni 2011

media pendidikan

Pengertian Media
Kata “media” berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium”, yang secara harfiah berarti “perantara atau pengantar”. Dengan demikian, media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan.
Bila media adalah sumber belajar, maka secara luas media dapat diartikan dengan manusia, benda, ataupun peristiwa yang memungkinkan anak didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan.
Dalam penelitian Magnesen, dari Universitas Texas tentang ingatan, memberikan gambaran yang dapat diilustrasikan sebagai berikut:
Prosentase apa yang akan kita ingat jika kita .
Gambar 1. Kerucut Dale ( http://goeroendeso.files.wordpress.com/2009/02/edgar-dale1.gif )
Dari gambar di atas terdapat beberapa tingkatan belajar, mulai dari prersentase rendah sampai persentase yang tertinggi. Persentase belajar yang rendah didapat oleh siswa yang melakukan kegiatan membaca. Sedangkan persentase belajar yang tinggi didapat oleh siswa yang melakukan kegiatan melihat, mengucap, mendengarkan dan melakukan. Pada gambar kerucut dale di atas, media dua dimensi terdapat pada urutan ketiga karena pada metode tersebut kegiatan yang dilakukan yaitu melihat dengan persentase sebesar 40%.
Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Dengan demikian, anak didik lebih mudah mencerna bahan daripada tanpa bantuan media.
Wijianta ( 2010 ) dalam situsnya menjelaskan media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar mengajar terjadi
Sedangkan menurut Brown media pembelajaran adalah:
Segala sumber yang dapat berupa alat atau perlengkapan apapun yang digunakan oleh guru atau murid dalam proses belajar mengajar yang akan meningkatkan efektivitas program belajar. Media pendidikan terdiri dari hardware dan software.

Dasar-dasar penggunaan media:
a) Dasar filosofis yaitu panca indera pintu masuk segala pengetahuan.
b) Dasar psikologis yaitu fungsi jiwa memiliki peranan yang berbeda-beda untuk dapat mengembangkan dan melatih kekuatan.
c) Dasar didaktis yaitu prinsip peragaan, perhatian, dan keaktifan.
Klasifikasi dan macam media:
a) Dilihat dari sifatnya
Media audit, media visual, media audiovisual.
b) Dilihat dari kemampuan jangkauannya:
Daya input luas dan serentak dan daya liput terbatas oleh ruang.
c) Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya:
Diproyeksikan dan tidak diproyeksikan.
Fungsi media pendidikan:
a) Melampaui batas pengalaman pribadi.
b) Meliputi batas-batas ruangan kelas.
c) Menggantikan benda besar yang tidak mungkin dibawa ke ruang kelas.
d) Hal-hal yang terlampau lambat geraknya tak mungkin dilihat.


1. Media Dua Dimensi
Menurut Hamzah (1979: 26) “Alat-alat yang dapat memperlihatkan rupa atau bentuk salah satunya adalah media dua dimensi.” Media dua dimensi terbagi menjadi dua, yaitu:
a. Media dua dimensi pada bidang yang tidak transparan. Contoh: gambar diatas kertas atau karton, gambar yang diproyeksikan dengan opaquue projector, grafik, diagram, bagan, poster, gambar hasil cetak foto.
b. Media dua dimensi pada bidang yang transparan. Contoh: slaid, film strip dan lembaran untuk overhead projector.
Gambar merupakan alat visual yang penting dan mudah didapat, penting sebab dapat memberi penggambaran yang konkrit tentang masalah yang digambarkan. Gambar membuat orang dapat menangkap ide atau informasi yang terkandung didalamnya dengan jelas, bahkan lebih jelas dari pada yang diungkapkan oleh kata-kata, baik yang ditulis maupun yang diucapkan.
Gambar telah lama digunakan sebagai media untuk mengajar dan belajar serta dapat digunakan terus dengan efektif dan mudah.
a. Menggunakan gambar secara efektif
Untuk dapat menggunakan gambar secara efektif kita harus mempunyai tujuan yang jelas, pasti dan terperinci untuk kegunaannya. Gambar bukan untuk dipandang-pandang atau untuk menjadi hiasan dinding saja, kalau gunanya sebagai alat visual. Dalam menggunakan gambar sebagai alat visual satu hal tidak boleh dilupakan yaitu, bahwa nilai sebuah gambar tergantung bagaimana seseorang menyerap makna yang terkandung di dalamnya.
Gambar yang bisa digunakan tentu yang ada hubungannya dengan pelajaran yang sedang diajarkan atau masalah yang sedang dihadapi. Sebagai seorang guru, kita harus dapat mengarahkan minat orang yang sedang melihat gambar untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam pikirannya. Selain itu juga gambar harus dapat merangsang partisipasi siswa atau peserta agar mereka suka berbicara tentang gambar yang dilihatnya. Dari sebuah gambar bisa lahir diskusi yang cerdas dan menarik maka guru juga bertugas untuk membuat lingkungan pelajaran menjadi bertambah luas dengan membawa gambar peri kehidupan kedalam kelas, dimulai dengan sesuatu yang menyangkut dengan penglihatan. Misalnya mata. Dengan mata kita bisa melihat fenomena alam di sekeliling kita, seperti pembiasan cahaya.

b. Syarat-syarat untuk memilih gambar
Agar gambar mencapai tujuan semaksimal mungkin sebagai alat visual, gambar itu garus dipilih menurut syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat tersebut menurut Zain (2006: 123) adalah:
1) Gambar harus jelas, bagus, menarik, mudah dimengerti dan cukup besar untuk dapat memperlihatkan detail.
2) Apa yang tergambar harus cukup penting dan cocok untuk hal yang sedang dipelajari atau masalah yang sedang dihadapi.
3) Gambar harus benar atau autentik, maksudnya menggambarkan situasi yang serupa jika dilihat dalam keadaan sebenarnya.
4) Kesederhanaan, karena kesederhanaan gambar penting sekali. Apabila gambar yang rumit sering mengalihkan perhatian siswa dari hal-hal yang penting dan siswa akan merasa bingung sehingga gagal menemukan arti yang sesungguhnya dari gambar yang dilihatnya.
5) Gambar harus sesuai dengan kecerdasan orang yang melihatnya.
6) Warna, walau tidak mutlak dapat meninggikan nilai sebuah gambar menjadikannya lebih realistis dan merangsang minat untuk melihatnya. Selain itu warna dapat memperjelas arti dari apa yang digambarkan.

Dalam menggunakan media dua dimensi terdapat kelebihan dan kekurangan, menurut Alipandie (2003: 78) di antaranya:
1) Kelebihan media dua dimensi
a) Gambar mudah diperoleh, bisa menggunting dari majalah atau membuat sendiri dan mudah menggunakannya.
b) Penggunaan gambar merupakan hal yang wajar dalam proses belajar.
c) Koleksi gambar dapat diperbesar atau diperkecil.
d) Mudah mengatur pilihan untuk suatu materi pelajaran.
2) Kekurangan Media Dua Dimensi
a) Gambar yang rumit sulit dipahami oleh seseorang.
b) Gambar hanya bisa dilihat dan tidak bisa diperagakan.
c) Bersifat abstrak.
d) Gambar mudah luntur.






DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 2003. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Alipandie, Ermansyah. 2003. Alat Peraha dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Gramedia.

Arikunto, Suharsimi. 2003. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rineka Cipta.

Brown. 2008. Media Pendidikan.http://groups.yahoo.com/group/mediacare/Pukul 09.50, Tanggal 28 Juli 2008.

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Harahap, Nasrun, dkk. 2000. Teknik Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Bulan Bintang.

Mulyasa, 2003. Pengembangan Aktivitas dan Motivasi Siswa. http://akhmadsudrahat.wordpress.com/wp-comments-post.php. Senin 15 september 2008. 14.39 WIB.

Nasution, S. 1999. Dikdatik Azas-azas Mengajar. Bandung: Jammars.

Rossi, dkk. 2008. Media Pendidikan. http://iwid.word spress.com/2008/06/12/ Pengertian_Media_Pendidikan/Pukul: 09.30, Tanggal 28 Juli 2008.

Sastradiredja, Oemar. 2000. Strategi Belajar Mengajar Sebuah Tinjauan Praktis. Yogyakarta: Graha Sentosa.

1 komentar: