Entri Populer

Pages

Kamis, 23 Juni 2011

media pendidikan

Pengertian Media
Kata “media” berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium”, yang secara harfiah berarti “perantara atau pengantar”. Dengan demikian, media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan.
Bila media adalah sumber belajar, maka secara luas media dapat diartikan dengan manusia, benda, ataupun peristiwa yang memungkinkan anak didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan.
Dalam penelitian Magnesen, dari Universitas Texas tentang ingatan, memberikan gambaran yang dapat diilustrasikan sebagai berikut:
Prosentase apa yang akan kita ingat jika kita .
Gambar 1. Kerucut Dale ( http://goeroendeso.files.wordpress.com/2009/02/edgar-dale1.gif )
Dari gambar di atas terdapat beberapa tingkatan belajar, mulai dari prersentase rendah sampai persentase yang tertinggi. Persentase belajar yang rendah didapat oleh siswa yang melakukan kegiatan membaca. Sedangkan persentase belajar yang tinggi didapat oleh siswa yang melakukan kegiatan melihat, mengucap, mendengarkan dan melakukan. Pada gambar kerucut dale di atas, media dua dimensi terdapat pada urutan ketiga karena pada metode tersebut kegiatan yang dilakukan yaitu melihat dengan persentase sebesar 40%.
Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Dengan demikian, anak didik lebih mudah mencerna bahan daripada tanpa bantuan media.
Wijianta ( 2010 ) dalam situsnya menjelaskan media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar mengajar terjadi
Sedangkan menurut Brown media pembelajaran adalah:
Segala sumber yang dapat berupa alat atau perlengkapan apapun yang digunakan oleh guru atau murid dalam proses belajar mengajar yang akan meningkatkan efektivitas program belajar. Media pendidikan terdiri dari hardware dan software.

Dasar-dasar penggunaan media:
a) Dasar filosofis yaitu panca indera pintu masuk segala pengetahuan.
b) Dasar psikologis yaitu fungsi jiwa memiliki peranan yang berbeda-beda untuk dapat mengembangkan dan melatih kekuatan.
c) Dasar didaktis yaitu prinsip peragaan, perhatian, dan keaktifan.
Klasifikasi dan macam media:
a) Dilihat dari sifatnya
Media audit, media visual, media audiovisual.
b) Dilihat dari kemampuan jangkauannya:
Daya input luas dan serentak dan daya liput terbatas oleh ruang.
c) Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya:
Diproyeksikan dan tidak diproyeksikan.
Fungsi media pendidikan:
a) Melampaui batas pengalaman pribadi.
b) Meliputi batas-batas ruangan kelas.
c) Menggantikan benda besar yang tidak mungkin dibawa ke ruang kelas.
d) Hal-hal yang terlampau lambat geraknya tak mungkin dilihat.


1. Media Dua Dimensi
Menurut Hamzah (1979: 26) “Alat-alat yang dapat memperlihatkan rupa atau bentuk salah satunya adalah media dua dimensi.” Media dua dimensi terbagi menjadi dua, yaitu:
a. Media dua dimensi pada bidang yang tidak transparan. Contoh: gambar diatas kertas atau karton, gambar yang diproyeksikan dengan opaquue projector, grafik, diagram, bagan, poster, gambar hasil cetak foto.
b. Media dua dimensi pada bidang yang transparan. Contoh: slaid, film strip dan lembaran untuk overhead projector.
Gambar merupakan alat visual yang penting dan mudah didapat, penting sebab dapat memberi penggambaran yang konkrit tentang masalah yang digambarkan. Gambar membuat orang dapat menangkap ide atau informasi yang terkandung didalamnya dengan jelas, bahkan lebih jelas dari pada yang diungkapkan oleh kata-kata, baik yang ditulis maupun yang diucapkan.
Gambar telah lama digunakan sebagai media untuk mengajar dan belajar serta dapat digunakan terus dengan efektif dan mudah.
a. Menggunakan gambar secara efektif
Untuk dapat menggunakan gambar secara efektif kita harus mempunyai tujuan yang jelas, pasti dan terperinci untuk kegunaannya. Gambar bukan untuk dipandang-pandang atau untuk menjadi hiasan dinding saja, kalau gunanya sebagai alat visual. Dalam menggunakan gambar sebagai alat visual satu hal tidak boleh dilupakan yaitu, bahwa nilai sebuah gambar tergantung bagaimana seseorang menyerap makna yang terkandung di dalamnya.
Gambar yang bisa digunakan tentu yang ada hubungannya dengan pelajaran yang sedang diajarkan atau masalah yang sedang dihadapi. Sebagai seorang guru, kita harus dapat mengarahkan minat orang yang sedang melihat gambar untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam pikirannya. Selain itu juga gambar harus dapat merangsang partisipasi siswa atau peserta agar mereka suka berbicara tentang gambar yang dilihatnya. Dari sebuah gambar bisa lahir diskusi yang cerdas dan menarik maka guru juga bertugas untuk membuat lingkungan pelajaran menjadi bertambah luas dengan membawa gambar peri kehidupan kedalam kelas, dimulai dengan sesuatu yang menyangkut dengan penglihatan. Misalnya mata. Dengan mata kita bisa melihat fenomena alam di sekeliling kita, seperti pembiasan cahaya.

b. Syarat-syarat untuk memilih gambar
Agar gambar mencapai tujuan semaksimal mungkin sebagai alat visual, gambar itu garus dipilih menurut syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat tersebut menurut Zain (2006: 123) adalah:
1) Gambar harus jelas, bagus, menarik, mudah dimengerti dan cukup besar untuk dapat memperlihatkan detail.
2) Apa yang tergambar harus cukup penting dan cocok untuk hal yang sedang dipelajari atau masalah yang sedang dihadapi.
3) Gambar harus benar atau autentik, maksudnya menggambarkan situasi yang serupa jika dilihat dalam keadaan sebenarnya.
4) Kesederhanaan, karena kesederhanaan gambar penting sekali. Apabila gambar yang rumit sering mengalihkan perhatian siswa dari hal-hal yang penting dan siswa akan merasa bingung sehingga gagal menemukan arti yang sesungguhnya dari gambar yang dilihatnya.
5) Gambar harus sesuai dengan kecerdasan orang yang melihatnya.
6) Warna, walau tidak mutlak dapat meninggikan nilai sebuah gambar menjadikannya lebih realistis dan merangsang minat untuk melihatnya. Selain itu warna dapat memperjelas arti dari apa yang digambarkan.

Dalam menggunakan media dua dimensi terdapat kelebihan dan kekurangan, menurut Alipandie (2003: 78) di antaranya:
1) Kelebihan media dua dimensi
a) Gambar mudah diperoleh, bisa menggunting dari majalah atau membuat sendiri dan mudah menggunakannya.
b) Penggunaan gambar merupakan hal yang wajar dalam proses belajar.
c) Koleksi gambar dapat diperbesar atau diperkecil.
d) Mudah mengatur pilihan untuk suatu materi pelajaran.
2) Kekurangan Media Dua Dimensi
a) Gambar yang rumit sulit dipahami oleh seseorang.
b) Gambar hanya bisa dilihat dan tidak bisa diperagakan.
c) Bersifat abstrak.
d) Gambar mudah luntur.






DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 2003. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Alipandie, Ermansyah. 2003. Alat Peraha dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Gramedia.

Arikunto, Suharsimi. 2003. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rineka Cipta.

Brown. 2008. Media Pendidikan.http://groups.yahoo.com/group/mediacare/Pukul 09.50, Tanggal 28 Juli 2008.

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Harahap, Nasrun, dkk. 2000. Teknik Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Bulan Bintang.

Mulyasa, 2003. Pengembangan Aktivitas dan Motivasi Siswa. http://akhmadsudrahat.wordpress.com/wp-comments-post.php. Senin 15 september 2008. 14.39 WIB.

Nasution, S. 1999. Dikdatik Azas-azas Mengajar. Bandung: Jammars.

Rossi, dkk. 2008. Media Pendidikan. http://iwid.word spress.com/2008/06/12/ Pengertian_Media_Pendidikan/Pukul: 09.30, Tanggal 28 Juli 2008.

Sastradiredja, Oemar. 2000. Strategi Belajar Mengajar Sebuah Tinjauan Praktis. Yogyakarta: Graha Sentosa.

Senin, 09 Mei 2011

Pengertian Belajar

Menurut Gagne (1984: ) belajar didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya akibat suatu pengalaman. Galloway dalam Toeti Soekamto (1992: 27) mengatakan belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi dan faktor-faktor lain berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya. Sedangkan Morgan menyebutkan bahwa suatu kegiatan dikatakan belajar apabila memiliki tiga ciri-ciri sebagai berikut.
1. belajar adalah perubahan tingkahlaku;
2. perubahan terjadi karena latihan dan pengalaman, bukan karena pertumbuhan;
3. perubahan tersebut harus bersifat permanen dan tetap ada untuk waktu yang cukup lama.
Berbicara tentang belajar pada dasarnya berbicara tentang bagaimana tingkahlaku seseorang berubah sebagai akibat pengalaman (Snelbeker 1974 dalam Toeti 1992:10) Dari pengertian di atas dapat dibuat kesimpulan bahwa agar terjadi proses belajar atau terjadinya perubahan tingkahlaku sebelum kegiatan belajar mengajar dikelas seorang guru perlu menyiapkan atau merencanakan berbagai pengalaman belajar yang akan diberikan pada siswa dan pengalaman belajar tersebut harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Proses belajar itu terjadi secara internal dan bersifat pribadi dalam diri siswa, agar proses belajar tersebut mengarah pada tercapainya tujuan dalam kurikulum maka guru harus merencanakan dengan seksama dan sistematis berbagai pengalaman belajar yang memungkinkan perubahan tingkahlaku siswa sesuai dengan apa yang diharapkan. Aktifitas guru untuk menciptakan kondisi yang memungkinkan proses belajar siswa berlangsung optimal disebut dengan kegiatan pembelajaran.
Dengan kata lain pembelajaran adalah proses membuat orang belajar. Guru bertugas membantu orang belajar dengan cara memanipulasi lingkungan sehingga siswa dapat belajar dengan mudah, artinya guru harus mengadakan pemilihan terhadap berbagai starategi pembelajaran yang ada, yang paling memungkinkan proses belajar siswa berlangsung optimal. Dalam pembelajaran proses belajar tersebut terjadi secara bertujuan ( Arief Sukadi 1984:8) dan terkontrol.
Tujuan -tujuan pembelajaran telah dirumuskan dalam kurikulum yang berlaku. Peran guru disini adalah sebagai pengelola proses belajar mengajar tersebut.
Dalam sistem pendidikan kita (UU. No. 2 Tahun 1989), seorang guru tidak saja dituntut sebagai pengajar yang bertugas menyampaikan materi pelajaran tertentu tetapi juga harus dapat berperan sebagai pendidik. Davies mengatakan untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik seorang guru perlu memiliki pengetahuan dan pemahaman berbagai prinsip-prinsip belajar, khususnyai prinsip berikut:
1. Apapun yang dipelajari siswa , maka siswalah yang harus belajar, bukan orang lain. Untuk itu siswalah yang harus bertindak aktif;
2. Setiap mahasiswa akan belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya;
3. Seorang siswa akan belajar lebih baik apabila mempengoreh penguatan langsung pada setiap langkah yang dilakukan selama proses belajarnya terjadi
4. Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan mahasiswa akan membuat proses belajar lebih berarti; dan
5. Seorang siswa akan lebih meningkat lagi motivasinya untuk belajar apabula ia diberi tangungjawab serta kepercayaan penuh atas belajarnya (Davies 1971).
Menurut Jerome S. Bruner, proses belajar siswa terjadi dalam tiga fase yaitu fase informasi, transformasi dan fase penilaian (untuk memahaminya silahkan baca modul 3, Kb 2: Teori belajar Bruner). Sementara itu menurut Wittig (Muhibbin 1995) proses belajar berlangsung dalam tiga tahapan yaitu :
1. Acquasistion (tahap perolehan informasi), pada tahap ini si belajar mulai menerima informasi sebagai stimulus dan memberikan respon sehingga ia memiliki pemahaman atau perilaku baru. Tahap aguasistion merupakan tahapan yang paling mendasar, bila pada tahap ini kesulitan siswa tidak dibantu maka ia akan mengalami kesulitan untuk menghadapii tahap selanjutnya.
2. Storage (penyimpananinformasi), pemahaman dan perilaku baru yang diterima siswa secara otomatis akan disimpan dalam memorinya yang disebut shortterm atau longterm memori.
3. Retrieval (mendapatkan kembali informasi), apa bila seorang siswa mendapat pertanyaan mengenai materi yang telah diperolehnya maka ia akan mengaktifkan kembali fungsi-fungsi sistem memorinya untuk menjawab pertanyaan atau masalah yang dihadapinya. Tahap retrival merupakan peristiwa mental dalam rangka mengungkapkan kembali informasi, pemahaman, pengalaman yang telah diperolehnya. (UT.AC.ID/SMU-NET)

Pengertian belajar yaitu berubahnya sikap atau tingkah laku individu yang didapat dari pergaulan,lingkungan, dan keluarga,baik sikap yang baik atau pun melenceng dari norma- norma agama,adat.hal itu dapat dilihat dari berubahnya sikap dan kebiasaan sehari-hari,memang tidak secara instant tapi bila kita mengamati bias terliahat.
Hal –hal tersebut terpangaruh dengan berbagai factor Terutama kemajuan teknologi saat ini begitu pesat sehingga anak- anak sekarang dipaksa mengikuti dan menikmati kemajuan teknologi yang ada pada saat ini sehingga sering kita jumpai anak- anak yang bertingkah laku aneh dan tidak seharusnya dilakukan oleh anak- anak pada umumnya.
Tetapi juga kemajuan teknologi juga sangat membantu kita bila haus akan informasi dyang terkini dan dapat dijadikan suatu masukan atau bahan buat kita hidup.
Misal internet kita bila memerlukan suatu referensi suatu bahan dapat dicari dengan cepat dan mudah,terutama dalam bidang pendidikan sangat membantu sekali buat kita menambah wawasan dan memajukan mutu pendidikan yang berkualitas dan bermutu tinggi,setara dengan negar-negara lain.
Saya teringat kata- kata seseorang bahwa teknologi bias di ibaratkan sebuah peso,tergantung bagaimana peso itu digunakan dan siapa yang menggunakan, bila teknologi digunakan dengan orang yang salah pasti hasilnya pasti salah dan merugikan semua pihak termasuk yang tidak menggunakan peso tersebut,akan tetapi bila peso tersebut digunakan dengan orang yang baik dan benar maka akan sebaliknya.hasilnya dapat diraskan oleh orang banyak dan dapat bermanfaat pada semua pihak.
Belajar menurut Hutahar ( 986) : Belajar adalah kegiatan yang dilakukan untuk menguasai pengetahuan, kemampuan, kebiasaan, keterarnpilan dan sikap melalui hubungan timbal balik antara yang belajar dengan lingkungannya. Belajarnya seseorang itu dapat ditandai dengan perubahan perilaku dalam dirinya yang menyangkut perubahan pengetahuan (kognitif), dan keterampilan ( maupun menyangkut nilai dan sikap (afektif).
Pengertian lain dan belajar menurut Hamalik (2002: 154) adalah: Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman


Sedangkan belajar menurut Sardiman (2000) :
Belajar adalah merupakan proses kegiatan untuk mengubah tingkah laku si subyek mengajar, ternyata banyak faktor yang mempengaruhi. Dan sekian banyak faktor yang berpengaruh itu secara garis besar dapat dibagi dalam klasifikasi faktor intern dan faktor ekstern diri si subyek belajar.
Dalam proses belajar mengajar dapat diartikan bahwa proses belajar dalam diri siswa terjadi karena ada yang langsung mengaiar (guru) maupun secara tidak langsung dimana siswa secara aktif berinteraksi dengan media atau sumber belajar yang lain. Menurut Nasution(1 932) mengajar merupakan suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan nenghubungkannya dengan anak, sehingga terjadi belajar mengajar. Proses belajar yang dise!enggarakan secarn formal di kelas ini dilakukan dengan sengaja, direncanakan sebelumnya dengan struktur tertentu yang bertujuan agar siswa dapat memperoleh hasil belajar yang sesuai dengan yang di harapkan.
Untuk mencapai semua tujuan pembelajaran yang diharapkan tersebut dibutuhkan adannya lingkungan dan kondisi yang mampu mendukung hal tersebut. Jarolemek dan Foster dalam Suryosubroto (1997) menyatakan bahwa mengajar nengandung peranan besar yaitu perencanaan untuk belajar dan mengajar memfasilitasi pembelajaran, dan mengevaluasi pembelajaran lingkungan kondisi pembelajaran ini terdiri dari berbagai komponen pendukung yang akan saling mempengaruhi tujuan pembelajaran yang ingin dicapai baik tujuan umum maupun tujuan khusus, kesiapan belajar siswa, materi pembelajaran, media pembelajaran yang digunakan guru sebagai pengajar dan juga digunakan siswa sebagai si belajar serta sarana prasarana belajar mengajar yang ada sehingga dengan semua pendukung ini akan menghasilkan dan nenciptakan proses belajar mengajar yang bermutu. Sedangkan menurut Suryosubroto ( 1997) mengajar pada hakikatnya adalah melakukan kegiatan belajar sehing a proses belajar mengajar dapat benlansung secara efektif dan efisien. Hasil belajar ini dapat diperoleh dari akivitas belajar siswa efektivitas belajar yang dapat diamati langsung, serta efisien dan daya tarik pembelajaran yang tidak bisa diamati dengan langsung.
Belajar dapat dikatakan merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang disengaja dan mempunyai tujuan yang direncanakan yang dapat diamati saja atau diukur langsung dengan angka-angka yang bersifat pasti. Belajar mengajar sebagai proses dapat mengandung dua pengertian, yaitu rentetan atau fase dalam mempelajari sesuatu, dan dapat pula berarti sebagai rentetan kegiatan perencanaan oloeh guru, pelaksanaan kegiatan sampai eva!uasi dan program tindak lanjut.
Media Pembelajaran
Setiap proses belajar mengajar yang ada selalu memakai media pembelajaran. Dengan adanya media pembelajaran maka isi dan pesan pembelajaran yang disampaikan akan lebih efektif dan cepat Oleh karena itu guru sebagai tenaga pengajar dan pendidk harus dapat membuat suatu pelajaran semenarik mungkin dengan pemanfaatan media pengajaran yang ada. Dalam proses belajar mengajar, terdapat dua unsur yang amat penting yang saling berkaitan yaitu metode mengajar dan media pengajaran
Menurut Arsyad (2000 : 4)
Media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan- pesan tertentu, sedangkan media pengajaran adalah media yang membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran.
Sedangkan pengertian media datam proses belajar mengajar dapat diartikan alat-alat grafis, fotografis atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual dan atau verbal. Salah satu fungsi utama media pengajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru .
Hamalik(1986) dalam Arsyad ( 200O:15) mengemukakan bahwa pemakaian media pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi, meningkatkan pernahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpecaya, memudahkan penafsiran data dan. memadatkan informasi bahkan membawa pengaruh – pengaruh psikologis terhadap siswa.

Referensi
http://whandi.net/index.php?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=41

ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN

Aliran-aliran pendidikan telah dimaulai sejak awal hidup manusia, karena setiap kelompok manusia selalu dihadapkan dengan generasi muda keturunannya yang memerlukan pendidikan yang lebih baik dari orang tuanya. Di dalm kepustakaan tentang aliran-aliran pendidikan, pemikiran-pemikiran tentang pendidikan telah dimulai dari zaman Yunani kuno sampai kini. Oleh karena itu bahasan tersebut hanya dibatasi pada beberapa rumpun aliran klasik, pengaruhnya sampai saat ini dan dua tonggak penting pendidikan di Indonesia.
A. ALIRAN KLASIK DAN GERAKAN BARU DALAM PENDIDIKAN
Aliran-aliran klasik yang dimaksud adalah aliran empirisme, nativisme, naturalisme, dan konvergensi. Sampai saat ini aliran aliran tersebut masih sering digunakan walaupun dengan pengembangan-pengembangan yang disesuaikan dengan perkembangan zaman.
1. Aliran-aliran Klasik dalam Pendidikan dan Pengaruhnya Terhadap Pemikiran Pendidikan di Indonesia.
a. Aliran Empirisme
Aliran empirisme bertolak dari Lockean Tradition yang mementingkan stimulsi eksternal dalam perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung kepada lingkungan, sedangkan pembawaan tidak dipentingkan. Pengalaman yang diproleh anak dalam kehidupan sehari-hari didapat dari dunia sekitarnya yang berupa stimulan-stimulan. Stimulasi ini berasal dari alm bebaqs ataupun diciptakan oleh orang dewasa dalam bentuk pendidikan. Tokoh perintisnya adalah John Locke.
b. Aliran Nativisme
Aliran Nativisme bertolak dari Leinitzian Tradition yang menekankan kemampuan dalam diri anak, sehingga faktor lingkungan termasuk faktor pendidikan, kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak. Hasil prkembangan tersebut ditentukan oleh pembawaan yang sudah diperoleh sejak kelahiran. Lingkungan kurang berpengaruh terhadap dan pendidikan anak.
c. Aliran Naturalisme
Aliran ini dipelopori oleh J.J Rosseau. Rosseau berpendapat bahwa semua anak baru dilahirkan mempunyai pembawaan BAIK. Pembawaan baik akan menjadi rusak karena dipengaruhi lingkungan. Pendidikan yang diberikan orang dewasa malah dapat merusak pembawaan baik anak itu.
d. Aliran Konvergensi
Aliran Konvergensi dipelopori oleh Wlliam Stern, ia berpedapat bahwa seorang anak dilahirkan di dumia sudah disertai pembawaan baik maupun pembawaan buruk. Proses perkembangan anak, baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan sama sama mempunyai peranan sangat penting. Bakat yang dibawa pada waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan sesuai untuk perkembangan anak itu.
e. Pengaruh Aliran Klasik terhadap Pemikiran dan Praktek Pendidikan di Indonesia
Di indonesia telah di terapkan berbagai aliran-aliran pendidikan, penerimaan tersebut dilakukan dengan pendekatan efektif fungsional yakni diterima sesuai kebutuhan, namun ditempatkan dalam latar pandangan yang konvergensi.
2. Gerakan Baru Pendidikan dan Pengaruhnya terhadap Pelaksanaan di Indonesia
a. Pengajaran Alam Sekitar
Gerakan pendidikan yang mendekatkan anak dengan sekitarnya adalah gerakan pengajaran alam sekitar,perintis gerakan ini adalah Fr. A. Finger di Jerman dengan heimatkunde, dan J. Ligthart di Belanda dengan Het Voll Leven



b. Pengajaran Pusat Perhatian
Pengajaran pusat perhatian dirintis oleh Ovideminat Decroly dari Belgia dengan pengajaran melalui pusat-pusat minat, disamping pendapatnya tentang pengajaran global. Decroly menyumbangkan dua pendapat yang sangat berguna bagi pendidikan dan pengajaran, yaitu:Metode Global dan Centre d’interet.

c. Sekolah Kerja
Gerakan sekolah kerja dapat dipandang sebagai titik kulminasi dari pandangan-pandangan yang mementingkan pendidikan keterampilan dalam pendidikan. J.A. Comenius menekankan agar pendidikan mengembangkan pikiran, ingatan, bahasa, dan tangan. J.H. Pestalozzi mengajarkan bermacam-macam mata pelajaran pertukaran di sekolahnya.
d. Pengajaran Proyek
Pengajaran proyek biasa pula digunakan sebagai salah satu metode mengajar di Indonesia, antara lain dengan nam pengajaran proyek, pengajaran unit, dan sebagainya. Yang perlu ditekankan bahwa pengajaran proyek akan menumbuhkan kemampuan untuk memandang dan memecahkan persoalan secara konprehensif. Pendekatan multidisiplin tersebut makin lama makin penting, utamanya masyarakat maju.

B. DUA ALIRAN POKOK PENDIDIKAN DI INDONESIA
Dua aliran pokok pendidikan di Indonesia itu di Indonesia itu dimaksudkan adalah Perguruan Kebangsaan Taman Siswa dan Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam. Kedua aliran tersebut dipandang sebagai tonggak pemikiran tentang pendidikan di Indonesia.
1. Perguruan Kebangsaan Taman Siswa
Perguruan Kebangsaan Taman Siswa didirikan oleh Ki Hajar Dewantara pada tanggal 3 Juli 1932 di yogyakarta, yakni dalam bentuk yayasan.



a. Asas dan Tujuan Taman Siswa
Asas Taman Siswa
 Bahwa setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya sendiri dengan terbitnya persatuan dalam peri kehidupan umum.
 Bahwa pengajaran harus memberi pengetahuan yang berfaedah yang dalam arti lahir dan batin dapat memerdekan diri.
 Bahwa pengajaran harus berdasar pada kebudayaan dan kebangsaan sendiri.
 Bahwa pengajaran harus tersebar luas sampai dapat menjangkau kepada seluruh rakyat.
 Bahwa sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka harus mutlak harus membelanjai sendiri segala usaha yang dilakukan.
 Bahwa dalam mendidik anak-anak perlu adanya keiklasan lahir dan batin untuk mengobarkan segala kepentinganpribadi demi keselamatan dan kebahagiaan anak-anak.
Kemudian ditambahkan dengan asas kemerdekaan, asas kodrat alam, asas kebudayaan, asas kebangsaan, dan asas kemanusiaan.
Tujuan Taman Siswa
 Sebagai badan perjuangan kebudayaan dan pembangunan masyarakat tertib dan damai.
 Membangun abak didik menjadi manusia yang merdeka lahir dan batin, luhur akal budinya, serta sehat jasmaninya untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna dan bertanggung jawab atas keserasian bangsa, tanah air, serta manusia pada umumnya.
b. Upaya-upaya yang dilakukan Taman Siswa
Beberapa usaha yang dilakukan oleh Rtaman siswa adalah menyiapkan peserta didik yang cerdas dan memiliki kecakapan hidup. Dalam ruang lingkup eksternal Taman siwa membentuk pusat-pusat kegiatan kemasyarakatan.


c. Hasil-hasil yang Dicapai
Taman siswa telah berhasil menemukakan gagasan tentang pendidikan nasional, lembaga-lembaga pendidikan dari Taman indria sampai Sarjana Wiyata. Taman siswa pun telah melahirkan alumni alumni besar di Indonesia.
2. Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Ruang Pendidik INS (Indonesia Nederlandsche School) didirikan oleh Mohammad Sjafei pada tanggal 31 Oktober 1926 di Kayu Tanam (sumatera Barat).
a. Asas dan Tujuan Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Pada awal didirikan, Ruang Pendidik INS mempunyai asas-asas sebagai berikut
 Berpikir logis dan rasional
 Keaktifan atau kegiatan
 Pendidikan masyarakat
 Memperhatikan pembawaan anak
 Menentang intelektualisme
Dasar-dasar tersebut kemudian disempurnakan dan mencakup berbagai hal, seperti: syarat-syarat pendidikan yang efektif, tujuan yang ingin dicapai, dan sebagainya.
Tujuan Ruang pendidik INS Kayu Tanam adalah:
 Mendidik rakyat ke arah kemerdekaan
 Memberi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
 Mendidik para pemuda agar berguna untuk masyarakat
b. Upaya-upaya Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Beberapa usaha yang dilakukan oleh Ruang Pendidik INS Kayu Tanam antara lain menyelenggarakan berbagai jenjang pendidikan, menyiapkan tenaga guru atau pendidik, dan penerbitan mjalah anak-anak Sendi, serta mencetak buku-buku pelajaran.

Analsis Landasan – Landasan Pendidikan
Menurut pendapat saya Landasan Pendidikan marupakan salah satu kajian yang dikembangkan dalam berkaitannya dengan dunia pendidikanLandasan Pendidikan diperlukan dalam dunia pendidikan khususnya di negara kita Indonesia,agar pendidikan yang sedang berlangsung dinegara kita ini mempunyai pondasi atau pijakan yang sangat kuat karena pendidikan di setiap negara tidak sama.Untuk negara kita diperlukan landasan pendidikan berupa landasan hukum,landasan filsafat,landasan sejarah,landasan sosial budaya,landasan psikologi,dan landasan ekonomi .
Jadi pendidikan merupakan bagian penting dari kehidupan yang sekaligus membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Hewan juga “belajar” tetapi lebih ditentukan oleh instinknya, sedangkan manusia belajar berarti merupakan rangkaian kegiatan menuju pendewasaan guna menuju kehidupan yang lebih berarti. Anak-anak menerima pendidikan dari orang tuanya dan manakala anak-anak ini sudah dewasa dan berkeluarga mereka akan mendidik anak-anaknya, begitu juga di sekolah dan perguruan tinggi, para siswa dan mahasiswa diajar oleh guru dan dosen.
Pandangan klasik tentang pendidikan, pada umumnya dikatakan sebagai pranata yang dapat menjalankan tiga fungi sekaligus. Pertama, mempersiapkan generasi muda untuk memegang peranan-peranan tertentu pada masa mendatang. Kedua, mentransfer pengetahuan, sesuai dengan peranan yang diharapkan. Ketiga, mentransfer nilai-nilai dalam rangka memelihara keutuhan dan kesatuan masyarakat sebagai prasyarat bagi kelangsungan hidup masyarakat dan peradaban. Butir kedua dan ketiga di atas memberikan pengerian bahwa pandidikan bukan hanya transfer of knowledge tetapi juga transfer of value. Dengan demikian pendidikan dapat menjadi helper bagi umat manusia.
Landasan Pendidikan diperlukan dalam dunia pendidikan khususnya di negara kita Indonesia,agar pendidikan yang sedang berlangsung dinegara kita ini mempunyai pondasi atau pijakan yang sangat kuat karena pendidikan di setiap negara tidak sama.

DAFTAR PUSTAKA

Hartono. 2010. Landasan – Landasan Pendidikan. ( Oline ). Dimuat dalam http://fatamorghana.wordpress.com/2008/07/12/bab-iii-landasan-dan-asas-asas-pendidikan-serta-penerapannya/
Sucipto. 2010. Konsep Balajar Dalam Dunia Pendidikan. ( Onlie ). Dimuat dalam http://pkab.wordpress.com/2008/06/24/konsep-belajar-dalam-dunia-pendidikan/
Syamsul Bahri. 2010. Landasan dan asas – asas pendidikan. dimuat dalam http://sucipto.guru.fkip.uns.ac.id/2010/01/06/landasan-dan-asas-asas-pendidikan/

Nuklir

Contoh soal 1
a) Pada saat sumber luaran berkas radiasi (beam port) reaktor riset dibuka, laju dosis serap terdiri dari 10 mrad /jam akibat sinar gamma, 10 mrad/jam akibat neutron cepat, 6 mrad/jam akibat neutron termal. Berapa dosis total yang terima oleh seorang peneliti dengan berdiri disekitar beam port selama 1 menit.

b) Sumber radiasi alpha dengan tenaga 6 MeV ditaman pada jaringan kanker. Jika sumber alpha tersebut mempunyai aktivitas 1 pCi dan dianggap merupakan sumber titik yang isotropic, maka hitung berapa laju dosis yang diterima sel jaringan tersebut.

Contoh soal 2

1. Gambar berikut adalah karakteristik detektor ionisasi ketika digunakan untuk mendeteksi radiasi pengion alpha . a) Jelaskan mengapa pada tegangan diatas 600 Volt arus ionisasi menjadi konstan. b) Dari grafik tersebut hitung berapa jumlah ionisasi per detik. c) Berapa jumlah pasangan ion yang terbentuk jika laju partikel alfa yang masuk ruangan ionisasi 3x105 partikel/detik

Jawab 1a:
Dosis ekuivalen(DE)=dosis serap(rad)xQ dalam satuan Rem
Dosis ekuivalen(DE)=dosis serap(Gy)xQxN dalam satuan Sv
1 Sv=100 rem
Sumber radiasi Laju dosis serap
(mrad/jam) Q DE(mRem/jam) DE(mSv/jam)
Gamma 10 1 10 0.1
Neutron cepat 10 10 100 1.0
Neutron termal 6 2.3 13.8 0.14
Total 123.8 1.24
Dosis total yang diterima selama 1 menit:
DE=(123.8 mrem/60 menit )x(1 menit)=2.06 mRem=20.6 μSv.
Jawab 1b:
Jangkau (Range) energi alfa di udara: R=0.318E3/2 =4.67 cm
Jangkau di sel jaringan (tissue) menggunakan pendekatan hubungan daya henti dan jangkau:
R=A/ ρ dimana A berat atom dan ρ densitas
Jangkau pada tissue : R=[ ρ(udara)/ ρ(tissue)]x[A(tissue)/A(udara)]xR(udara)
Anggap tissue mempunyai densitas sama dengan air= 1 gr/cm3 . Berat molekul tissue terdiri dari air, protein dan rantai karboksil. A(tissue)/A(udara)=3/1
Densitas udara=1.2x10-3 gr/cm3 . Berat molekul udara mayoritas adalah oksigen dan nitrogen.
Jadi R(tissue)= 1.2x10-3 x (3/1) x 4.67 cm=16.812 x10-3 cm=168 μm
Yang lebih tepat pakai Hukum Bragg-Kleeman :

Radiasi alfa isotropic, jadi volume tissue yang teradiasi berbentuk bola.
Laju Dosis ekuivalen (DE)= rem/jam atau Sv/jam
Dosis ekuivalen(DE)=dosis serap(Gy)xQxN dalam satuan Sv; Gy=J/kg





Jawab 2
a) Pada tegangan diatas 600 V maka semua ion positip dan elektron yang dihasilkan radiasi nuklirdikoleksi(ditarik) oleh elektroda sehingga perubahan tegangan diatas 600 V tidak memberikan tambahan arus. Dengan kata lain terjadi arus jenuh. Arus jenuh ini sangat tergantung pada intensitas dan jenis sumber radiasi. Untuk radiasi yang sama akan tergantung pada ukuran dan geometri kamar ionisasi, jenis dan tekanan gas yang digunakan.
b) Jumlah ionisasi perdetik : n/t=I/en=2.5x1010 ion per detik
c) Jumlah pasangan ion pada laju partikel alfa 3x105 partikel/detik=2.5x1013 per detik/3x105 partikel/detik= 8x104

usaha dan energi

Contoh soal 1 :

Sebuah bola sepak bermassa 150 gram ditendang oleh Ronaldo dan bola tersebut bergerak lurus menuju gawang dengan laju 30 m/s. Hitunglah :

a) energi kinetik bola tersebut

b) berapa usaha yang dilakukan Ronaldo pada bola untuk mencapai laju ini, jika bola mulai bergerak dari keadaan diam ?

panduan jawaban :

a) Energi Kinetik bola

EK= ½ mv2 = ½ (0,15 kg) (30 m/s2)2 = 67,5 Joule

b) Usaha total

W = EK2 – EK1

EK2 = 67,5 Joule

EK1 = ½ mv2 = ½ m (0) = 0 — laju awal bola (vo) = 0

Dengan demikian, usaha total :

W = 67,5 Joule – 0 = 67,5 Joule

Contoh soal 2 :

Berapa usaha yang diperlukan untuk mempercepat gerak sepeda motor bermassa 200 kg dari 5 m/s sampai 20 m/s ?

Panduan jawaban :

Pertanyaan soal di atas adalah berapa usaha total yang diperlukan untuk mempercepat gerak motor.

W = EK2 – EK1

Sekarang kita hitung terlebih dahulu EK1 dan EK2

EK1 = ½ mv12 = ½ (200 kg) (5 m/s)2 = 2500 J

EK2 = ½ mv22 = ½ (200 kg) (20 m/s)2 = 40.000 J

Energi total :

W = 40.000 J – 2.500 J

W = 37.500 J

pengaruh hand out terhadap hasil belajar

INTISARI

Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hasil belajar fisika pada peserta didik dengan hand out lebih tinggi dibandingkan dengan peserta didik dengan tidak menggunakan hand out), untuk mengetahui hasil belajar fisika pada peserta didik dengan hand out lebih tinggi dibandingkan dengan peserta didik dengan tidak menggunakan hand out, Populasi pada penelitian ini adalah peserta didik kelas X SMA Negeri I Banjar Margo, Tulang Bawang, Lampung. Sebagai sampelnya adalah peserta didik yang memilih IPA terdiri dari 70 siswa, kelompok menggunakan hand out dan tidak menggunakan hand out. Pengambilan sampel menggunakan teknik cluster random sampling yaitu dari 3 kelas yang ada, penulis mengambil dua kelas sebagai sampel penelitian. Teknik analisis yang digunakan adalah statistik t ( t-tes ).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) kelompok yang menggunaan hand out ada pengaruh terhadap hasil belajarnya hal itu ditunjukkan dengan hasil belajarnya lebih tinggi dibandingkan dengan tidak menggunakan hand out; Hal ini senada dengan pendapat Fitria (2006) yang menyatakan bahwa “dengan penggunaan hand out sangat membantu pada saat proses pembelajaran, serta membuat pembelajaran menjadi lebih menarik, sehingga guru sebaiknya kreatif menggunakan media dalam pembelajaran, dengan menggunakan hand out untuk menyajikan pokok bahasan yang dibutuhkan dalam penjelasan materi, waktu yang digunakan guru lebih efisien sebab pokok bahasan yang dibutuhkan telah disiapkan terlebih dahulu sebelum kegiatan pembelajaran di kelas. Dengan demikian, hal ini dapat menambah kesiapan guru dalam mengajar, (2) penggunaan hand out hasil belajarnya lebih di tinggi dari pada yang tidak menggunakan hand out.
Kata kunci: hand out, hasil belajar